Sejarah teks Alkitab bahasa Indonesia
Teks Alkitab Bahasa Indonesia sudah ada sejak lama. Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 versi dan porsi Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia (modern dan kuno, rendah, dan tinggi) [1]. Terjemahan Ruyl ke dalam bahasa Melayu Tinggi merupakan terjemahan Alkitab pertama dalam bahasa non-Eropa.[2] [3]
Terjemahan Alkitab bahasa Indonesia "Modern"
Berikut beberapa terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia Modern (kira-kira setelah EYD diberlakukan)[4][5]
- Perjanjian Baru WBTC (World Bible Translation Center) [Draft] (2005)
- Kitab Suci Komunitas Kristiani (2002)
- Kitab Suci Injil (2000)
- Firman Allah Yang Hidup (1989)
- Today´s Malay Version (1987)
- Alkitab Kabar Baik (1985) atau Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS)
- Alkitab Terjemahan Baru (1974)
- Alkitab Bouma atau Alkitab Ende (1968)
Terjemahan Alkitab bahasa Indonesia "Lama"
Berikut beberapa terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia Modern (kira-kira sebelum EYD diberlakukan)[6][7]
- Alkitab Terjemahan Lama (1958)
- PB Bode (1938)
- PB Melayu Baba (1913)
- Alkitab Shellabear (1912)
- Alkitab Klinkert, Melayu Tinggi (1879)
- PB Roskott, Melayu Ambon (1877)
- PB Klinkert, Melayu Rendah (1863)
- PB Keasberry (1852)
- PB Melayu, Dialek Surabaya (1835)
- Thomsen (1821)
- Alkitab Leydekker (1733)
- Alkitab Valentyn (1677)
- PB Brouwerius (1668)
- Van Hasel & Heurnius (1651)
- Ruyl (1629)
Lembaga-lembaga Alkitab dan Penerjemahan Alkitab
Sejak 1800 telah ada banyak lembaga Alkitab yang pernah aktif dalam menterjemahkan Alkitab di Indonesia[8][9].
Lembaga Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura
- Lembaga Alkitab Batavia (Lembaga Alkitab Hindia-Belanda, Lembaga Alkitab Jawa)
- LAI (Lembaga Alkitab Indonesia/Indonesian Bible Society)
- LBI (Lembaga Biblika Indonesia)
- BSSMB (The Bible Society of Singapore, Malaysia and Brunei/Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei)
- BSM (The Bible Society of Malaysia/Pertubuhan Bible Malaysia)
- BSSB (The Bible Society of Singapore and Brunei/Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei)
Lembaga asing
- ABS (American Bible Society)
- BFBS (British and Foreign Bible Society)
- IBS (International Bible Society)
- NBG (Nederlandsch Bijbelgenootschap/Netherland Bible Society)
- NBSS (National Bible Society of Scotland)
- UBS (United Bible Societies/Persekutuan Lembaga-Lembaga Alkitab Sedunia)
Catatan: Daftar di atas belum termasuk organisasi yang non-Lembaga Alkitab, atau yang menterjemahkan Alkitab dalam bahasa suku/daerah[4].
Penerjemahan Alkitab
Sejarah penerjemahan Alkitab ke Bahasa Melayu
Sebuah halaman Kitab Salat as-Sawai (1514)
Di antara tulisan-tulisan Kristen yang paling awal di tanah Nusantara adalah buku Kitab Salat as-Sawai (Kitab Doa dan Tafakur) yang disusun oleh seorang pekabar Injil Portugis bernama Gregorio de Gregorus pada 1514. Buku ini diterbitkan di Fano, Italia di dalam tulisan Jawi dan mengandungi beberapa petikan Alkitab Vulgata yang diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Melayu. Tokoh-tokoh seperti Francis Xavier juga telah menyusun beberapa katekisme (buku soal-jawab agama) di dalam bahasa Melayu [10].
Namun demikian, penerjemahan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Melayu baru ada setelah orang Protestan Belanda datang ke Nusantara [11].
Pada mulanya, Alkitab di dalam bahasa Melayu digunakan oleh umat Kristen di seluruh Nusantara tanpa melihat bahwa Alkitab itu diterjemahkan, dicetak dan diedarkan oleh pihak Gereja di Tanah Melayu, Borneo ataupun Hindia Timur. Setelah kemerdekaan Indonesia (1945) dan Malaysia (1957), perkembangan Bahasa Melayu mengambil arah yang tersendiri di antara kedua negara tersebut.
Pada awal zaman kemerdekaan kedua negara tersebut, versi Alkitab yang lazimnya dipakai oleh umat Kristen adalah Alkitab Shellabear (1912) dan Alkitab Terjemahan Lama (1958) yang menggabungkan Perjanjian Lama Klinkert (1870) dan Perjanjian Baru Bode (1938) di dalam satu edisi. Alkitab Ende (1968) yang diterbitkan oleh Gereja Katolik Roma Indonesia dan Alkitab Terjemahan Baru (1974) yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia adalah usaha yang pertama untuk menerjemahkan dan menerbitkan Alkitab di dalam Bahasa Indonesia modern. Pada masa yang sama, Persatuan Alkitab Singapura, Brunei dan Malaysia menerbitkan Perjanjian Baharu Berita Baik (1974) di dalam Bahasa Malaysia modern yang kemudiannya disusul dengan penerbitan edisi Alkitab Berita Baik yang merangkum teks penerjamahan baru Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru di dalam Bahasa Malaysia moden pada tahun 1987 [11].
Kronologi Penerjemahan Alkitab ke Bahasa Melayu/Indonesia |
|||
Tahun |
Peristiwa |
Edisi |
Bahasa / Logat |
1612 |
Injil Matius diterjemahkan oleh pedagang Belanda, Albert Cornelius Ruyl [11] |
||
1629 |
Pencetakan Injil Matius Ruyl oleh Jan Jacobiz Palenstein di Enkhizen, Belanda |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1638 |
Penerjemahan Injil Markus oleh Ruyl [11] |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1646 |
Penerjemahan Injil Lukas dan Injil Yohanes oleh Jan van Hasel |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1651 |
Penerjemahan Kisah Rasul-rasul dan Mazmur oleh Justus Heurnius |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1651 |
Pencetakan Kitab Injil dan Kisah Rasul-rasul di dalam satu edisi di Amsterdam |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1652 |
Pencetakan Mazmur Heurnius |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1662 |
Penerjemahan dan pencetakan Kitab Kejadian oleh Daniel Brouwerious |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1668 |
Penerjemahan dan pencetakan seluruh Perjanjian Baru oleh Brouwerious |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1677 |
Penerjemahan seluruh Alkitab ke dialek Maluku oleh Simon de Lange |
||
1727 |
Penyemakan semula penerjemahan de Lange oleh Francois Valentyn |
Bahasa Melayu Maluku |
|
1731 |
Penerjemahan Perjanjian Baru oleh jawatankuasa penerjemahan pimpinan Melchior Leijdecker |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1733 |
Penerjemahan Perjanjian Lama oleh jawatankuasa Leijdecker |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1733 |
Penerbitan Perjanjian Lama dan Baru Leijdecker |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1758 |
Penerbitan Alkitab Leijdecker di dalam tulisan Jawi |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1817 |
Penyemakan semula penerjemahan Perjanjian Baru Leijdecker oleh Robert Hutchings |
Bahasa Melayu Klasik |
|
1821 |
Penyemakan semula penerjemahan Perjanjian Lama Leijdecker oleh Hutchings |
Bahasa Melayu Moden |
|
1835 |
Penerjemahan Perjanjian Baru dan Kitab Mazmur oleh Johannes Emde |
||
1852 |
Penyemakan semula penerjemahan Perjanjian Baru Leijdecker oleh Robert Keasberry |